Selasa, 21 Juli 2009

Allah dan Pemerintahan (Roma 13:1-5)

Pemilu Presiden 8 Juli 2009 telah berlangsung, dan kini bagian Komisi Pemilihan Umum yang akan mengumumkan secara sah, siapakah Presiden dan Wakil Presiden yang akan memerintah Republik Indonesia periode 2009 – 2014. Sesungguhnya, terlepas dari siapakah nanti pribadi yang akan memimpin bangsa Indonesia ini, kita, sebagai orang percaya dan bagian dari bangsa ini, harus memiliki respon yang benar. Apakah peran kita sebagai warga negara Indonesia di hadapan Allah dan pemerintahan ini?

Dalam Kitab Roma 13:1, Paulus menuliskan “Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.” Paulus mengajar jemaat Roma untuk takluk kepada pemerintah. Biasanya, kita mendengar kalau kita tunduk kepada seseorang, tentu harus ada alasannya mengapa kita harus tunduk. Namun, Paulus memerintahkan agar mereka menundukkan diri secara pasif kepada pemerintah. Kitab New International Version (NIV) menerjemahkannya sebagai berikut, “Everyone must submit himself to the governing authorities,” Kata submit himself berarti menundukkan dirinya (ada unsur pasif). Selanjutnya, kepada siapakah kita menundukkan diri? Paulus menjawab “kepada pemerintah yang di atasnya” (terjemahan NIV: otoritas pemerintahan). Versi King James menuliskan arti “pemerintahan” ini sebagai power (kuasa). Jadi, ternyata kita diperintahkan tunduk kepada kuasa pemerintahan, dan bukan kepada pribadi yang memerintah tersebut. Mengapa? Karena Tuhanlah yang memberikan kuasa pemerintahan, termasuk kuasa pemerintahan atas negara ini, kepada pribadi yang telah Ia tunjuk. Tentang kuasa pemerintahan dari Allah, Daniel mengatakan “Dia mengubah saat dan waktu, Dia memecat raja dan mengangkat raja, Dia memberi hikmat kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian”

Karena otoritas pemerintah bersumber dari Allah dan ditetapkan oleh-Nya, maka apabila kita melawan atau memberontak terhadap otoritas pemerintah, maka itu berarti kita melawan apa yang sudah Allah tetapkan. Sejauh pemerintah menjalankan otoritas yang takluk kepada Allah, maka kita tunduk kepada pemerintah. Tetapi bagaimana jika pemerintah itu tidak takluk kepada Allah? Kita tetap tunduk, dan sikap itu harus disertai dengan kebenaran. Kita harus tetap tunduk mutlak kepada Allah, tetapi tetap menghormati (tidak melawan) pemerintah. Dengan konsep dan pengertian tersebut, maka Roma 13:3 akan dapat kita lakukan, Paulus mendorong kita untuk berbuat baik (salah satu tindakan tunduk pada otoritas Allah), dan ketika kita menunjukkan perbuatan baik tersebut, maka kita sedang mewujudkan kasihNya kepada orang luar dan bahkan kepada pemerintah, meskipun pemerintahan tersebut melawan Allah. Dan, jika kita berbuat baik, maka kita tidak perlu takut lagi kepada pemerintah, sebab jika Allah yang menjadi terutama, maka kuasa Allah akan sanggup mengubah pemerintahan yang telah Ia mandatkan.

Mari kita dukung dan doakan pemerintahan baru yang sudah Tuhan tunjuk, agar dapat senantiasa mendatangkan kerajaan Allah di setiap bidang kehidupan bangsa Indonesia.

Profesional Dycom : Know HIM Better Than Today


Ibadah Profesional Dycom (Dynamic Community) dimulai sejak 16 Feb 2002 dengan jumlah jemaat 150. Mayoritas jemaat ini adalah mahasiswa yang telah lulus kuliah dan profesional muda, dan selama 6 tahun (2002-2008) ibadah ini menempati Gedung Maizonette Lt. 3. Mereka lalu berpindah tempat ibadah raya pada April 2008 ke Kampus Emas, bergabung sampai bulan Juni 2009 dengan ibadah raya UMUM Esa Unggul. Akhirnya, setahun kemudian, tepatnya pada April 2009, Ibadah Raya Profesional Dycom menempati Auditorium Lt. 3 Bellezza Shopping Arcade – Permata Hijau. Saat ini ada sekitar 300 jemaat yang tergabung dalam 30 komsel (termasuk di dalamnya komsel keluarga) dengan dipimpin oleh 6 orang Pengawas Area, Gembala Area Bambang Sutedja dan Pemimpin Jemaat Surdy Saputra.

Dalam pelayanannya, Ibadah Profesional Dycom memiliki misi : “Menjadi Profesional yang diurapi dan Ahli di bidangnya, untuk menjadi berkat bagi kota-kota dan bangsa-bangsa.” Adapun misi tersebut tercermin dari sebutan “Dynamic Community”, yang memiliki arti komunitas yang mengikuti perkembangan jaman, tidak kuno, siap mengikuti perubahan, tetapi tetap menjaga standar nilai-nilai Kerajaan Allah. Dengan demikian, Dycom bukanlah sekedar nama kebaktian minggu, melainkan juga menjadi wadah pelatihan guna memperlengkapi dan mengutus jemaat menjadi berkat di segala tempat. Jemaat harus diperlengkapi dengan nilai-nilai Kerajaan Allah supaya terus mereka bawa sejak mereka lulus kuliah, bekerja dan menjadi dewasa bahkan saat memasuki kehidupan berkeluarga serta mendidik generasi baru dari Tuhan.

Logo Dycom terdiri dari :
* 3 Panah Putih mengarah ke dalam berarti Persekutuan Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus, yang masuk ke dalam Komunitas Dycom
* 3 Panah Biru mengarah ke luar berarti Persekutuan Allah yang dialami oleh komunitas Dycom, menghasilkan pekerjaan Roh Kudus seperti air kehidupan. (Yoh 7:38-39). Arti 3 panah biru mengarah ke luar adalah Dycom memiliki kerinduan mengalirkan 3 Pekerjaan Roh Kudus, melalui 3 Gerakan:
1. Pemulihan bagi jiwa yang terhilang
2. Profesi (karyawan, wiraswasta, ibu rumah tangga, dll)
3. Gereja

Tulisan Dycom berwarna merah berarti komunitas ini telah ditebus oleh darah Kristus dan siap melayani Kristus dengan standar profesionalisme dan dedikasi yang terbaik bagi Kristus

Logo Dycom digaris bawah dengan tulisan Know Him Better Than Today. Semakin hari, semakin mengenal dan serupa Kristus. Ini menjadi kerinduan dan hasrat terbesar dari komunitas Dycom.


“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yoh 17:3)

“Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya” (Fil 3:10)

Informasi lebih lengkap mengenai Profesional Dycom dapat dilihat melalui Group: DYCOM ‘Dynamic Community’ di Facebook.

Tuhan Berkuasa atas Indonesia

Pemilihan Umum telah kita lalui. Banyak dari kita memilih dan memberikan suaranya sesuai dengan hati nurani dan pengertiannya masing-masing. Kita boleh berbeda pendapat dalam memilih calon presiden. Akan tetapi siapapun presiden yang terpilih, tetaplah Tuhan sebagai penguasa. Seperti dalam Amsal 21:1 yang mengatakan “Hati raja seperti batang air di dalam tangan Tuhan, dialirkanNya kemana Ia ingini”. Kita bersyukur atas pelaksanaan pemilu yang aman. Namun, kalau seandainya terjadi hal yang sebaliknya, masih bisakah kita mengucap syukur? Dengan peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini, masihkah kita percaya bahwa ada rencana Tuhan yang ingin Ia nyatakan atas bangsa Indonesia?

Kita patut bersyukur karena Tuhan mengasihi bangsa ini, dan Tuhan mendengar doa anak-anakNya, supaya bangsa ini boleh diselamatkan. Kita patut bersyukur buat presiden terpilih, karena Tuhanlah yang berkuasa atas beliau, sama dengan halnya seperti Tuhan berkuasa atas Nebukadnezar dan raja-raja di bumi. Kalau Tuhan telah bergerak melalui doa-doa kita, apakah yang dapat kita lakukan buat bangsa ini? Mari kita berdoa dan bertindak supaya ada anak-anak Allah yang memberi pengaruh yang positif buat bangsa ini.

KKR SPK (Cengkareng)




Pesta Rakyat "Bersama Memberkati Kota"