Selasa, 12 Juli 2011

Proses Padang Gurun

Proses padang gurun adalah proses dimana kita mengalami masa-masa yang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Akan tetapi, saat kita mengalami proses padang gurun, ternyata proses pendewasaan karakter juga berjalan bersamaan. Walau proses padang gurun tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, tetapi akan menghasilkan buah yang baik ketika kita mau berespons dengan baik dan taat dengan proses yang ada.

Seperti yang Musa alami saat ia membawa bangsa Israel keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan, mereka mengalami proses yang tidak sesuai dengan keinginannya. Padang gurun harus dilewati selama 40 tahun, belum ditambah dengan pemberontakan oknum-oknum tertentu dari bangsa Israel. Ketidaknyamanan, itulah yang dialami oleh Musa dan bangsa Israel. Bayangkan, di Mesir mereka sudah terbiasa hidup enak, makanan tersedia, air dalam keadaan berlimpah, pakaian mudah untuk didapatkan. Namun, di padang gurun, mereka harus mengalami hal-hal yang tidak enak, belum lagi harus berperang dengan bangsa-bangsa yang memusuhinya. Beban terberat dalam padang gurun ini justru dialami oleh Musa. Sebagai pemimpin ia harus menerima kritikan, keluhan, bahkan pemberontakan. Namun, Musa tetap berespon benar, karena ia tahu Tuhan punya rencana yang besar atas bangsa yang dipercayakan oleh Tuhan. Musa juga tidak jauh dari Tuhan di kala masa-masa kesesakannya. Ia justru berbicara dan terus menerus berkomunikasi dengan Tuhan. Inilah yang menguatkan Musa untuk menghadapi setiap tekanan dan proses yang dialaminya.

Tuhan mengenal benar umat kesayanganNya. Dapat dibayangkan bagaimana seandainya bangsa Israel dengan mudah memasuki tanah Kanaan tanpa melalui padang gurun. Pasti yang terjadi adalah kebinasaan karakter maupun fisik. Karakter karena belum ada pembentukan ketaatan. Fisik karena mereka harus berperang dengan bangsa lain yang tidak mengenal Tuhan. Demikian proses padang gurun dapat berlaku atas kita, untuk membentuk kesiapan kita sebelum kita menerima berkat. Percayalah kepadaNya, di setiap masa-masa kesukaran, Ia selalu beserta kita. ”Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29: 11).

Pembentukan Seorang Pemimpin

Keluaran 3: 11- 4: 17
Pada saat Allah memanggil Musa untuk membawa Israel keluar dari tanah Mesir, Musa bertanya kepada Allah, yaitu:

1. “Siapakah saya?” (Keluaran 3: 11-12)
Musa sedang mengalami krisis gambar diri kala itu, karena ia menganggap ia tidak layak atas panggilan Tuhan untuk memimpin bangsa Israel. Namun Tuhan mengerti benar akan setiap panggilanNya dan pribadi yang Ia pilih. Oleh sebab itu, Ia menguatkan Musa dengan berfirman, “Bukankah Aku AKAN menyertaiMu? “. Tuhan begitu menerima dan mengasihi kita, sehingga Ia akan menyertai kita untuk menjalankan setiap kepercayaanNya. Karena kita berharga, sehingga Allah mau mempercayai diri kita.

2. “Mereka bertanya (nanti) kepadaku :Siapakah Engkau?” (Keluaran 3: 13-22)
Sebenarnya, Musalah yang masih membutuhkan konfirmasi siapakah pribadi yang sedang berbicara dengannya pada saat itu. Musa masih ragu. Namun Tuhan Allah berfirman, “AKU adalah AKU”. Tuhan menegaskan diriNya kepada Musa, bahwa Ia adalah Tuhan yang tidak pernah berubah dari masa ke masa. Ia adalah Tuhan Allah nenek moyang dari bangsa Israel. Ia-lah yang empunya “destiny” (tujuan) setiap kita, karena bangsa Israel dan kita ini adalah kepunyaanNya. Apakah kita masih ragu kepada Tuhan? Peganglah pernyataan ini, Tuhanlah yang berkuasa atas kita, dan Ia punya destiny (tujuan) yang khas bagi setiap diri kita.

3. “Bagaimana seandainya jika saya gagal?” (Kel 4:1-9)
Musa punya perasaan takut gagal. Namun, Tuhan mau Musa menang atas perasaan itu. Ia selalu menyediakan alat bantu guna melancarkan misi Tuhan supaya Israel percaya, yaitu melalui mukjizat-mukjizatNya. Tuhan selalu menyediakan mukjizatNya, bila kita sudah berada di jalur kehendak Tuhan yang benar. Jangan takut gagal, karena sekali lagi, Tuhan beserta kita.

4. “Aku tidak pandai bicara” (Keluaran 4: 10-12)
Musa tidak pandai bicara, dan itu adalah kelemahan yang diakuinya di hadapan Tuhan. Luar biasa! Ketika ia mengakui kelemahannya, Tuhan memberikan solusinya, yakni lewat Harun. Begitu juga dengan kita, bila kita mau rendah hati mengakui kelemahan kita di hadapan Tuhan, Ia pasti sediakan penolong yang mungkin tidak pernah kita pikirkan sebelumnya. Allah selalu menyediakan!

5. “Ah, mengapa saya dipilih Tuhan?”
Ingat, keluhan tidak akan pernah membawa berkat. Musa hampir saja ditolak oleh Tuhan, kalau Ia tidak maha penyabar. Bila Tuhan telah mempercayakan sebuah tanggung jawab dan visi yang besar bagi kita, terimalah itu dengan ucapan syukur, sebab pernyataan, tindakan, atau respon kita bisa membawa berkat atau kutuk.

Musa lahir bukan dari kalangan bangsawan. Namun, kehendak Tuhan membawa dan membentuk Musa menjadi seorang pemimpin yang luar biasa. Perjumpaan di semak yang menyala, merupakan awal perubahan Musa sekaligus awal pembentukan yang luar biasa bagi Musa, sehingga disebutkan Musa adalah sosok pemimpin yang berhati lemah lembut.

MENDENGAR dan MERESPONI.

”Setelah Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yang kedua belas. Ketika Elia lalu dari dekatnya, ia melemparkan jubahnya kepadanya. Lalu Elisa meninggalkan lembu itu dan berlari mengikuti Elia, katanya: "Biarkanlah aku mencium ayahku dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau." Jawabnya kepadanya: "Baiklah, pulang dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu." Lalu berbaliklah ia dari pada Elia, ia mengambil pasangan lembu itu, menyembelihnya dan memasak dagingnya dengan bajak lembu itu sebagai kayu api; ia memberikan daging itu kepada orang-orangnya, kemudian makanlah mereka. Sesudah itu bersiaplah ia, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.”
1 Raja-raja 19 : 19-21

Kalau kita memperhatikan ayat-ayat di atas, saat Elisa mendengar panggilan Tuhan untuk meneruskan pelayanan Elia sebagai nabi, ia berespon TAAT. Dia tidak minta pertimbangan kepada siapapun, dan tidak menunda-nunda untuk menaati panggilan tersebut. Yang dia lakukan adalah dia langsung meninggalkan pekerjaannya yang sekarang dan berpamitan dengan sanak saudara dan kerabat, kemudian langsung mengikut Elia untuk menjadi pelayannya.

Perhatikan akhir hidup Elisa. Hidupnya sangat membawa dampak, dimana dia membuat mukjizat dua kali lipat dibandingkan dengan mujizat yang pernah Elia perbuat. Tuhan mengenapi janjiNya kepada Elisa, bahwa dia akan meneruskan urapan dua kali lipat dari Elia saat Elisa berespon TAAT dengan panggilan Dia

Bagaimana dengan kita hari-hari ini? Apakah kita masih TAAT dengan suara Tuhan? Apakah kita masih TAAT untuk mendengar suaraNya dan melakukannya? Tuhan mau kita TAAT terhadap suara dan tuntunanNya buat hidup kita. Saat kita TAAT maka Dia akan mengenapi setiap hal yang Dia janjikan buat hidup kita.

Kehendak Allah, Cara Allah

Keluaran 3: 10-22

Tuhan Allah mengutus Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Walau menurut Musa itu tidak mungkin, tetapi Allah berfirman bahwa Ia yang akan menyertai Musa untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir. Di samping itu, Ia juga memberi kuasa kepada Musa untuk melakukan mujizat-mujizat agar bangsa Israel percaya dan mendengarkan perkataan Musa (Keluaran 4:1-17).

Tuhan menaruh visiNya atas bangsa Israel kepada Musa, yakni tanah perjanjian yang berlimpah susu dan madunya, Tanah Kanaan. Namun, belum keluar dari Mesir, Firaun berubah pikiran untuk mengejar orang Israel yang telah dilepasnya. Musa kemudian membelah Laut Mati sehingga rakyat Israel yang hampir terkejar dapat menyeberang. Para pengejar Mesir pun akhirnya tenggelam (Keluaran 14: 15-31). Di sini kita dapat melihat bahwa kebesaran Allah dan caraNya sangat luar biasa dalam menjaga agar kehendakNya terjadi.

Tuhan juga berkehendak supaya bangsa yang Ia jagai tidak binasa oleh sebab dosa atau karena situasi/kondisi yang tidak sesuai bagi anak-anakNya. Tuhan tidak berkenan atas dosa, karena setiap manusia sesungguhnya sudah berdosa. Maka, Musa menerima Sepuluh Perintah Allah di Bukit Sinai (Kel 24: 12-18). Peraturan-peraturan, aturan peribadatan, maupun persembahan korban penebusan dosa difirmankanNya kepada Musa, agar bangsa Israel terhindar dari amarah Allah. Walaupun peraturan tersebut telah digantikan oleh kasih karuniaNya melalui penebusan Yesus Kristus, peraturan tadi masih dijalankan oleh sebagian bangsa Israel sampai pada saat ini.

Ia adalah Allah yang selalu menjaga kehidupan anak-anakNya. Saat makanan dibutuhkan, Tuhan dengan perantaraan Musa, menghadirkan manna dan burung puyuh. Saat air dibutuhkan, muncullah air dari batu karang. Selama 40 tahun Musa memimpin bangsa Israel, tidak ada kelaparan maupun kehausan. Bahkan pakaian dan kasut orang-orang Israel, tidak ada yang lapuk atau rusak. Musa adalah saksi hidup saat Allah menjalankan kehendakNya, maka Ia dengan segala caraNya selalu berusaha agar kehendak tersebut tergenapi. Sudahkah kita hidup dalam kehendak dan caraNya?

KEBUTUHAN PRIMER PRIA DAN WANITA

Kebanyakan kebutuhan emosional kita yang kompleks dapat diringkas sebagai kebutuhan akan cinta. Kaum pria dan wanita masing-masing mempunyai enam kebutuhan cinta yang khas dan sama-sama penting. Kaum pria terutama membutuhkan kepercayaan, penerimaan, penghargaan, pujian, persetujuan dan dorongan. Kaum wanita terutama membutuhkan rasa sayang, pengertian, rasa hormat, perhatian, penegasan dan jaminan. Tugas besar untuk memikirkan apa yang dibutuhkan pasangan kita dapat sangat disederhanakan melalui pemahaman tentang kedua belas cinta yang berbeda itu.

Tentunya setiap pria dan wanita pada akhirnya membutuhkan kedua belas jenis cinta itu. Mengakui keenam jenis cinta yang dibutuhkan kaum wanita tidak berarti kaum pria tidak membutuhkan jenis-jenis cinta ini. Kaum pria juga membutuhkan perhatian, pengertian, rasa hormat, kesetiaan, kebenaran dan ketenteraman. Yang dimaksud “kebutuhan primer” adalah orang perlu lebih dulu memuaskan kebutuhan primernya sebelum sanggup sepenuhnya menerima dan menghargai jenis-jenis cinta lainnya.

Kebutuhan primer harus lebih dulu dipenuhi sebelum orang sanggup sepenuhnya menerima dan menghargai jenis-jenis cinta lainnya.

1. Wanita membutuhkan Perhatian, Pria membutuhkan Kepercayaan.
Saat pria memperlihatkan minat terhadap perasaan-perasaan wanita dan menunjukkan kepedulian mendalam akan kesejahteraan wanita itu, si wanita merasa dicinta dan diperhatikan. Dengan membuat si wanita merasa istimewa dengan cara yang penuh cinta, pria itu berhasil memuaskan kebutuhan primernya yang pertama. Tentu saja si wanita makin mempercayainya. Rasa percaya ini membuatnya lebih terbuka dan lebih mudah menerima.
Bila wanita menunjukkan sikap terbuka dan mudah menerima terhadap pria, pria itu merasa dipercaya. Mempercayai pria berarti meyakini bahwa ia melakukan yang terbaik dan bahwa pria tersebut menginginkan yang terbaik bagi pasangannya. Bila reaksi-reaksi si wanita mengungkapkan kepercayaan positif terhadap kemampuan dan niat pria, kebutuhan cinta utama pria itu pun terpuaskan. Otomatis pria itu jadi lebih penuh cinta dan perhatian terhadap perasaan-perasaan dan kebutuhan si wanita.
2. Wanita membutuhkan Pengertian, Pria membutuhkan Penerimaan.
Bila pria mendengarkan tanpa menghakimi, melainkan dengan empati dan kedekatan terhadap wanita yang sedang mengungkapkan perasaan-perasaannya, wanita itu merasa didengarkan dan dipahami. Sikap penuh pengertian tidak berarti mengetahui pikiran atau perasaan seseorang, melainkan berusaha mengumpulkan makna-makna dari apa yang didengar, dan bergerak untuk membenarkan apa yang disampaikan. Semakin terpenuhi kebutuhan wanita untuk didengarkan dan dimengerti, semakin mudah baginya untuk memberi penerimaan yang dibutuhkan pasangannya.

Bila wanita dengan penuh cinta menerima pria tanpa berusaha mengubahnya, pria itu merasa diterima. Sikap menerima itu tidak menolak, melainkan menegaskan bahwa pria itu diterima dengan gembira. Ini tidak berarti si wanita yakin pria itu sempurna, melainkan memperlihatkan bahwa ia tidak mencoba memperbaiki pria itu, bahwa ia mempercayai si pria untuk membuat perbaikan-perbaikan sendiri. Setelah merasa diterima, lebih mudah bagi pria untuk mendengarkan dan memberi wanita pemahaman yang dibutuhkan dan layak diterimanya.

3. Wanita membutuhkan Rasa Hormat, Pria membutuhkan Penghargaan.
Wanita merasa dihormati bila pria menanggapinya dengan mengakui dan mengutamakan hak-hak, harapan dan kebutuhan-kebutuhannya. Bila tingkah laku pria itu mempertimbangkan pikiran-pikiran dan perasaannya, wanita tersebut pasti merasa dihormati. Ungkapan-ungkapan rasa hormat fisik dan nyata, misalnya dengan memberi bunga dan mengingat ulang tahun, sangat penting untuk memuaskan kebutuhan cinta utama nomor tiga pada wanita.
Bila wanita merasa dihormati, jauh lebih mudah baginya untuk memberi suaminya penghargaan yang layak diterimanya. Bila wanita mengakui telah menerima manfaat dan nilai pribadi dari usaha-usaha dan tingkah laku pria, si pria jadi merasa dihargai. Penghargaan merupakan reaksi alami terhadap pasangan didukung. Setelah merasa dihargai, pria tahu usahanya tidak sia-sia; dengan demikian, ia didorong untuk memberi lebih banyak. Pria yang merasa dihargai secara otomatis lebih bersemangat dan terdorong untuk lebih menghormati pasangannya.

4. Wanita membutuhkan Kesetiaan, Pria membutuhkan Kekaguman.
Bila pria mengutamakan kebutuhan-kebutuhan wanita dan dengan bangga mendukung dan memuaskan si wanita, kebutuhan utama cinta nomor empat wanita tersebut terpuaskan. Wanita berkembang subur jika ia merasa dipuja dan istimewa. Pria dapat memenuhi kebutuhan ini dengan lebih mementingkan kebutuhan dan perasaan wanita itu daripada minat-minatnya sendiri seperti pekerjaan, pelajaran, dan rekreasi. Jika si wanita merasa dirinyalah yang terpenting dalam kehidupan pria itu, dengan mudah ia akan memberikan kekagumannya.

Seperti halnya wanita perlu merasakan perhatian pria, pria pun perlu merasakan kekaguman wanita. Mengagumi pria adalah memandangnya dengan penuh kekaguman, rasa senang dan persetujuan yang menyenangkan. Pria merasa dikagumi jika wanita gembira dan takjub akan sifat-sifat khasnya atau bakat-bakatnya yang mungkin mencakup rasa humor, keperkasaan, ketekunan, kejujuran, integritas, kemesraan, kebaikan hati, cinta, pengertian dan sifat-sifat baik lain. Bila pria merasa dikagumi, ia akan merasa cukup aman untuk membaktikan diri bagi isterinya dan menyanjungnya.

5. Wanita membutuhkan Penegasan, Pria membutuhkan Persetujuan.
Bila pria tidak keberatan atau tidak menentang perasaan dan kebutuhan wanita, melainkan menerimanya dan menegaskan keabsahannya, wanita akan betul-betul merasa dicintai, karena kebutuhan primernya yang kelima telah terpuaskan. Sikap mengesahkan pria menegaskan hak wanita untuk merasa sebagaimana dirasakannya. (Perlu diingat, pria dapat menghargai sudut pandang wanita, meski ia sendiri mempunyai sudut pandang berbeda). Setelah pria belajar menunjukkan pada wanita sikap mengiyakan ini, pria itu pasti memperoleh persetujuan yang terutama dibutuhkannya.
Jauh di dalam lubuk hatinya, setiap pria ingin menjadi pahlawan atau ksatria dengan baju baja berkilauan bagi wanita. Tanda bahwa pria telah lulus ujian seorang wanita adalah persetujuannya. Sikap menyetujui ini berupa pengakuan atas kebaikan dalam diri si pria dan mengungkapkan kepuasan menyeluruh terhadap pria itu. (Ingat, memberikan restu kepada pria tidak lalu berarti sependapat dengannya). Sikap menyetujui berarti mengakui atau mencari alasan-alasan yang baik di balik apa yang dilakukan pria itu. Setelah pria menerima persetujuan yang dibutuhkan, jadi lebih mudah baginya untuk menghargai perasaan-perasaan si wanita.

6. Wanita perlu Jaminan, Pria perlu Dorongan.
Bila pria berulang-ulang memperlihatkan bahwa ia memperhatikan, memahami, menghormati, menghargai dan menyayangi pasangannya, kebutuhan utama pasangannya untuk diyakinkan telah terpenuhi. Sikap meyakinkan membuat wanita merasa senantiasa dicintai.
Pria umumnya membuat kekeliruan dengan menganggap bahwa sekali ia telah memenuhi semua kebutuhan cinta primer isterinya, dan isterinya merasa bahagia dan aman, maka sejak saat itu isterinya harus tahu bahwa ia dicintai. Padahal ini tidak cukup. Untuk memuaskan kebutuhan cinta primer nomor enam isterinya, pria harus ingat untuk meyakinkannya berulang kali.
Demikian juga, pria terutama merasa perlu mendapat dorongan dari wanita. Sikap membesarkan hati dari wanita bisa memberi harapan dan keberanian kepada pria. Wanita dapat mengungkapkan kepercayaan akan kemampuan-kemampuan serta watak si pria. Sikap mengungkapkan kepercayaan, penerimaan, penghargaan, kekaguman dan persetujuan mendorong pria untuk menjadi pribadi yang sebaik-baiknya. Karena merasa berbesar hati, pria terdorong untuk memberi kepada wanita jaminan penuh cinta yang dibutuhkannya.
Pria dapat menampilkan sisinya yang terbaik setelah kebutuhan-kebutuhan cinta primernya yang keenam terpuaskan. Tapi kadang-kadang wanita tidak tahu apa yang terutama dibutuhkan pria. Ia memberikan cinta penuh perhatian, bukannya cinta penuh kepercayaan. Dengan demikian, ia secara tak sadar menyabot hubungan mereka.