Selasa, 12 Juli 2011

Pembentukan Seorang Pemimpin

Keluaran 3: 11- 4: 17
Pada saat Allah memanggil Musa untuk membawa Israel keluar dari tanah Mesir, Musa bertanya kepada Allah, yaitu:

1. “Siapakah saya?” (Keluaran 3: 11-12)
Musa sedang mengalami krisis gambar diri kala itu, karena ia menganggap ia tidak layak atas panggilan Tuhan untuk memimpin bangsa Israel. Namun Tuhan mengerti benar akan setiap panggilanNya dan pribadi yang Ia pilih. Oleh sebab itu, Ia menguatkan Musa dengan berfirman, “Bukankah Aku AKAN menyertaiMu? “. Tuhan begitu menerima dan mengasihi kita, sehingga Ia akan menyertai kita untuk menjalankan setiap kepercayaanNya. Karena kita berharga, sehingga Allah mau mempercayai diri kita.

2. “Mereka bertanya (nanti) kepadaku :Siapakah Engkau?” (Keluaran 3: 13-22)
Sebenarnya, Musalah yang masih membutuhkan konfirmasi siapakah pribadi yang sedang berbicara dengannya pada saat itu. Musa masih ragu. Namun Tuhan Allah berfirman, “AKU adalah AKU”. Tuhan menegaskan diriNya kepada Musa, bahwa Ia adalah Tuhan yang tidak pernah berubah dari masa ke masa. Ia adalah Tuhan Allah nenek moyang dari bangsa Israel. Ia-lah yang empunya “destiny” (tujuan) setiap kita, karena bangsa Israel dan kita ini adalah kepunyaanNya. Apakah kita masih ragu kepada Tuhan? Peganglah pernyataan ini, Tuhanlah yang berkuasa atas kita, dan Ia punya destiny (tujuan) yang khas bagi setiap diri kita.

3. “Bagaimana seandainya jika saya gagal?” (Kel 4:1-9)
Musa punya perasaan takut gagal. Namun, Tuhan mau Musa menang atas perasaan itu. Ia selalu menyediakan alat bantu guna melancarkan misi Tuhan supaya Israel percaya, yaitu melalui mukjizat-mukjizatNya. Tuhan selalu menyediakan mukjizatNya, bila kita sudah berada di jalur kehendak Tuhan yang benar. Jangan takut gagal, karena sekali lagi, Tuhan beserta kita.

4. “Aku tidak pandai bicara” (Keluaran 4: 10-12)
Musa tidak pandai bicara, dan itu adalah kelemahan yang diakuinya di hadapan Tuhan. Luar biasa! Ketika ia mengakui kelemahannya, Tuhan memberikan solusinya, yakni lewat Harun. Begitu juga dengan kita, bila kita mau rendah hati mengakui kelemahan kita di hadapan Tuhan, Ia pasti sediakan penolong yang mungkin tidak pernah kita pikirkan sebelumnya. Allah selalu menyediakan!

5. “Ah, mengapa saya dipilih Tuhan?”
Ingat, keluhan tidak akan pernah membawa berkat. Musa hampir saja ditolak oleh Tuhan, kalau Ia tidak maha penyabar. Bila Tuhan telah mempercayakan sebuah tanggung jawab dan visi yang besar bagi kita, terimalah itu dengan ucapan syukur, sebab pernyataan, tindakan, atau respon kita bisa membawa berkat atau kutuk.

Musa lahir bukan dari kalangan bangsawan. Namun, kehendak Tuhan membawa dan membentuk Musa menjadi seorang pemimpin yang luar biasa. Perjumpaan di semak yang menyala, merupakan awal perubahan Musa sekaligus awal pembentukan yang luar biasa bagi Musa, sehingga disebutkan Musa adalah sosok pemimpin yang berhati lemah lembut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar